ANTARA AL-KHATHTHATH, HTI dan NKRI BERBASIS KHILAFAH
Al—khaththath atau M Gatot Saptono menjadi sosok yang menarik dalam pembahasan kali ini, karena tekadnya ingin merubah ideologi negara Indonesia menjadi Indonesia bersyariah dan 31 maret 2017 yang lalu ditangkap atas dugaan permufakatan makar.
Mengenal lebih jauh Al—khaththath sebagai Sekjen FUI merupakan bagian dari Hizbut Tahrir yang dikenal dengan konsep ideologi khilafah. Khilafah yang dimaksud adalah kepemimpinan umat dalam suatu daulah Islam yang universal dimuka bumi ini.
Sehingga HTI meyakini khilafah merupakan satu-satu konsep pemerintahan dalam Islam dan Indonesia harus tunduk kepada pemerintahan khilafah dalam dunia Islam, karena mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia.
Tidak itu saja HTI juga memploklamirkan sebagai kelompok politik, bukan kelompok yang berdasarkan kerohanian semata, bukan lembaga ilmiah, bukan lembaga pendidikan (akademis) dan bukan pula lembaga sosial. Berdasarkan kepada pandangan itu maka HTI bersifat politik baik dalam pergerakannya maupun pemikiran serta mendidik kelompok yang tergabung didalamnya.
Konsep ini ditawarkan sebagai solusi dari kemunduran Islam dalam menghadapi penetrasi dunia barat, sekaligus suatu bentuk perlawanan terhadap kolonialisme dunia barat. Dalam pada itu konsep ini dianggap efektif pada masa lalu ketika Islam berada pada puncak kejayaannya selama berabad-abad.
Kendati demikian dalam menjalankan konsep khilafahnya kental dengan sifat radikalisme. Penerapan syariah tidak bisa secara bertahap melainkan sekaligus (One For All), dan mereka juga menganut beberapa hadist yang mengatakan bahwa memerangi penguasa kufur adalah kewajiban dan wajib diperangi dengan mengangkat senjata.
Kembali kepada Al—khaththath sebagai Sekjen FUI tentu saja tidak dapat dipisahkan, FUI dan HTI adalah satu. HTI berafiliasi dengan beberapa ormas Islam garis keras diantaranya FPI dan FUI yang secara frontal ingin membentuk NKRI bersyariah berbasis khilafah.
Dari pembahasan di atas ada sebuah fakta yang menunjukkan bahwa HTI atau FUI dan FPI berjuang secara politik dan radikal. Perlu diketahui Al—khaththath dalam FUI pernah menggelar aksi dukungan menolak Pancasila sebagai azas tunggal dan pernah maju menjadi wakil rakyat dengan menunggangi Partai Bulan Bintang, walaupun gagal.
Sepak terjangnya yang kontroversial ini belum banyak diketahui masyarakat, karena Al—khaththath berlindung dibalik jubah putih dengan berkedok ulama untuk mendapat simpati dan dukungan dari masyarakat. Sehingga apa yang menjadi pergerakkannya seolah-olah sudah sesuai dengan ajaran Islam, termasuk intervensi dalam panggung Pilgub DKI Jakarta , padahal Islam sendiri mengajarkan kebaikan, bukan peperangan dengan mengangkat senjata.
Komentar
Posting Komentar